* Tara Dupont menyukai Paris dan musim gugur . Ia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup ... sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa yang susah ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal .
Tasuya Fujisawa benci Paris dan musim gugur . Ia datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya . Namun ia tidak menduga akan terpesona oleh Tara Dupont , gadis cerewet yang bisa menenangka jiwa dan pikirannya ... juga mengubah dunianya .
Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang menghubnungkan mereka dengan masa lalu , adanya rahasia yang menghancurkan semua harapan , perasaan , dan keyakinan . Ketika kebenaran terungkap tersingkap pula arti putus asa ... arti tidak berdaya ... Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka untuk mengakhiri hidup ....
Seandainya masih ada harapan - sekecil apapun - untuk mengubah kenyataan , ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu ... *
Autumn
In Paris. Novel yang mungkin memberikan definisi kecil mengenai
ketidakbisaan kita menerima kenyataan, ketidakbisaan kita mengubah dan
menidak–percayaakan pada takdir.
Tentang
penyesalan melalui pertemuan yang berakhir pada perpisahan dan
kehilangan. Tentang cinta yang terjadi walaupun cinta itu tidak boleh
terjadi, cinta–terlarang antara Tara Dupont dan Tatsuya Fujisawa.
Tatsuya yang datang ke Paris untuk mencari orang yang
menghancurkan hidupnya, bertemu dengan Tara Dupont, gadis cerewet yang
mampu membuat jiwa dan pikirannya tenang. Entah kenapa baginya
–Tatsuya–, Tara Dupont berbeda, dan mereka pada akhirnya saling
mencintai sampai waktu berkata lain. Sampai semuanya terkuak…mereka
mengetahui kalau mereka kakak-beradik, lebih tepat seayah. Pada akhirnya mereka berjalan pada jalan mereka sendiri.
Satu
dari keempat novel Ilana Tan yang better-the-one. Kenapa berbeda
sendiri? Karena ketiga novel lain dari Ilana Tan, Summer in Seoul,
Winter In Tokyo, dan Spring In London, memiliki akhir bahagia alias happy ending. Sedangkan yang satu ini bisa dibilang gantung, bisa juga dibilang sad ending.
Jujur
aja, novel-novel Ilana Tan itu mudah ditebak ceritanya –buat aku–, tapi
dia mampu membawakan ceritanya berbeda. Bahasanya lebih 'wah' dan
ceritanya yang biasa–biasa–aja jadi terlihat luar biasa karena
pembawaannya yang sekali–lagi menurut aku berbeda:)
Autumn In Paris sendiri mungkin salah satu novel ternyesek yang pernah aku baca. Novel terdalam dengan berbagai kutipan kecil disetiap kalimatnya. "Kalau mereka yang memiliki cerita hidup seperti merkea bisa menjalankannya mengapa AKU tidak bisa ? "
" Melihat orang yang kita sayangi bahagia itu lebih dari cukup :')"
novel yang menarikkk.. sedih juga.. saya membaca nya aja sampai menangis tak terbaca ternyata mereka memiliki hubungan darah.. bener-bener kasih tak sampai.. tapi suka sama sifat tara duppont di sini..
BalasHapusNumpang promo ya jangan lupa juga buat berkunjung ke blog saya:
obat kista tradisional.
obat pelangsing herbal
terimakasih sebelumnya